Kapur

Deskripsi: Pohon Kapur Tanduk tingginya mencapai 2 m, batang berbentuk silindris, banir tinggi mencapai 4 m dan bentangan 3 m, cekung dan jarang bercabang.  Tajuknya besar, renggang, setengah bulat, hijau, percabangan sedikit dan menanjak.  Daunnya lanset hingga bulat telur agak sempit dengan tepi tergulung hanya pada pangkal.  Rantingnya kadang menjuntai.  Bunganya kecil atau besar, daun mahkota putih benangsari 27-33 kelopak dengan buah dengan lima sayap yang sama panjang 7-10 x 1-2 cm.  Pohon ini tersebar luas pada tanah subur melimpah pada lahan bergelombang pada tanah vulkanis basa dan batuan kapur hingga 700 m.  Penyebaran pohon ini ke Sarawak, Brunei, Sabah, Kalimantan Timur sejauh selatan Sangkulirang dan Kutai Barat (Newman, Burgess, Whitmore, 1999).

Kayu kapur tanduk termasuk dalam kelas awet III dan kelas kuat II-I.  Jenis ini tumbuh dalam hutan hujan tropis tanah rendah dengan tipe curah hujan A dan B,  pada tanah daratan yang kering, datar dan sarang, juga pada pinggir-pinggir lembah dan di atas tanah liat yang berpasir pada ketinggian 60-400 m dari permukaan laut.  Anakan pohon kayu kapur tanduk di persemaian banyak dirusak oleh rayap, sedangkan tanaman di lapangan banyak dirusak landak (Martawijaya dkk., 1981).  Menurut Hoesen, kulit kayu pohon ini berwarna abu-abu, serta irisannya mempunyai aroma yang menyengat.  Daunnya berbentuk lanset dengan ukuran 7-10 cm x 2-3,5 cm dan memiliki ujung yang panjangnya mencapai 10 m.  Perbungaannya berbentuk malai, jumlah bungannya sedikit dan berumah dua.  Kelopak bunganya bercuping dengan 5 helai.  Daun mahkota saling berhubungan di bagian dasarnya.  Warna bunga putih dan benang sarinya berjumlah 30, kepala sarinya lurus berbentuk mahkota, putiknya 1 dengan bakal buah berbentuk bundar telur.  Buah biasanya berukuran besar dan bertipe buah geluk, memiliki kelopak buah berbentuk sudip.  Bijinya panjangnya 1-2 cm dan kecambahnya bertipe epigeal yang terdiri dari 2 kotil berbentuk ginjal.

 

Manfaat: Menurut Djadja Siti Hazar Hoesen, kayu kapur tanduk dapat digunakan untuk bahan perabot atau dibuat peti-peti pengepakan alat-alat berat, balok, tiang-tiang sambungan dan untuk keperluan di daerah pertambangan, pegangan perkakas dan mainan anak-anak.  Kayu kapur yang telah diolah juga kadang-kadang dipakai untuk dermaga, jembatan, badan kapal air atau untuk bantalan rel kereta api dan alas lalu lintas dengan tingkat keramaian sedang.  Kayu ini juga menghasilkan kamper dalam bentuk kristal yang didapat dari rongga-rongga kayunya.  Kayu kapur juga dapat dipakai sebagai obat luar atau obat dalam untuk penyakit batuk, asma, sakit kepala, sakit perut dan ulu hati.  Selain itu dapat digunakan untuk obat luka pada mulut dan hidung (sariawan), rematik, luka bakar, dan luka mata.