Kepuh

Deskripsi: Pohon ini tingginya sampai 30 m, dengan batang berkayu, bentuk bulat, bercabang, bekas daun kelihatan jelas, masih muda berwarna hijau dan setelah tua putih kehijauan.

Daunnya majemuk, menjari, berseling dengan panjang 20-32 cm dan lebar 15-25 cm, ujung runcing dengan tepi rata, pangkalnya tumpul berwarna hijau.  Bunganya majemuk, berbentuk malai dengan kelopak berbagi lima dan bentuk lonceng.  Berbulu halus berwarna hijau.  Benangsari melengkung, pangkal berbulu, kepala sarinya dua belas sampai lima belas berwarna kuning.  Buahnya kotak lonjong, dengan kulit tebal, sewaktu muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah, kemudian cokelat kehitaman.  Bijinya lonjong, keras dan hitam.  Berakar tunggang warna cokelat muda (Syamsuhidayat, 1991).  Pohon ini tersebar diseluruh nusantara, ditemukan di Jawa di bawah ketinggian 500 m di atas permukaan laut (Heyne, 1987).

 

Manfaat: Kulit buah pohon kepuh (jangkang) berkhasiat sebagai obat demam dan pegal linu (Syamsuhidayat, 1991).  Sedangkan menurut K. Heyne, seduhan dingin dari kelam kayu kepuh dipergunakan sebagai obat penggugur.  Daunnya dipakai sebagai obat untuk terkilir dan untuk luka dalam.  Kulit buahnya yang tebal dipakai untuk pengecatan dengan kesumba, dan di Jakarta, kulit buahnya ini merupakan bagian ramuan obat untuk penyakit kelamin.  Di Jawa, buahnya dipakai untuk obat.  Di Madura, biji-bijinya dibuat sambal.  Di Jawa bijinya diambil minyaknya untuk minyak lampu.  Seduhan biji kepuh dipakai terhadap batuk dan minyaknya diusapkan pada borok.

Sumber : Perpustakaan Kehutanan