Leda

Deskripsi: Pohon leda dapat mencapai ukuran tinggi 50 m dan diameter batang 200 cm.  Batangnya lurus, kulit batang tipis, halus berwarna kuning, cokelat sampai ungu.  Daun pada semai atau anakan tanaman berhadapan berbentuk bulat telur.  Sedang pada pohon dewasa berhadapan atau setengah berhadapan sampai berseling, bentuknya bulat telur sampai bulat telur-lanset.  Tangkai daun pendek, pangkal daun bulat dan ujungnya runcing.  Pohon mulai berbunga umumnya setelah berumur 2 tahun, kadang-kadang setelah berumur 1 tahun.  Perbungaannya majemuk terdapat pada ujung atau ketiak, berbentuk payung dengan 3-7 bunga.  Kuncup bunga berbentuk bundar sampai setengah gada, dengan tutup bunga setengah bundar.  Buahnya berbentuk oval atau mirip mangkok atau agak bundar, ukuran 3-5 mm x 3-5 mm, dengan 3-4 katup yang sangat kecil.  Biji-bijinya sangat ringan (Sutarno & Rusdy, 1996). Penyebaran pohon ini sangat luas mulai dari New Britania, Papua New Guinea, Seram, Sulawesi sampai Mindanao di Pilipina.

Jenis ini dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah terutama pada tanah lempung alluvial dengan drainase yang baik, tipe iklim A,B,C (Schmidt & Ferquson) dan pada ketinggian tempat tumbuh sampai kurang lebih 1.800 m dpl.  Biji jenis ini sangat halus, maka itu mampu menyebar jauh.  Pohon dapat berkecambah hanya pada tempat terbuka dan dengan sinar matahari penuh.  Jenis ini datang sebagai pionir pada tempat-tempat yang terbuka, karena tanah longsor atau kegiatan vulkanik.  Pohon-pohon sangat tua sering bolong di dalam batang bagian bawah.  Jenis ini tidak dapat mempermudakan diri pada tapak yang sama, dibawah nauangan tegakan.  Di daerah tempat tumbuhnya alami, di Sulawesi Selatan dan Tengah, beribu-ribu hektar hutan alam leda menjadi korban perluasan transmigrasi lokal.  Seperti banyak jenis Myrtaceae, kulit pohon leda mengelupas dan meninggalkan bekas-bekas berwarna seluruh spektrum.  Eucalyptus deglupta mempunyai musim berbuah pada bulan April-Juli (Direktorat HTI, 1989).  Anakan di persemaian peka terhadap penyakit damping off, tanaman muda ataupun tua dapat diserang hama penggerek cabang (Zeuzera coffeae Nitn), selain itu pohon ini peka terhadap kebakaran.  Kayu leda dimasukkan dalam kelas awet IV dan kelas kuat III (Martawijaya, 1989).

 

Manfaat: Menurut Hadi Sutarno & Rusdy E. Nasution, di Papua Nugini, leda merupakan ekspor kayu utama.  Kayu leda bagus untuk bahan pulp.  Disamping itu sangat baik untuk pembuatan lembaran venir dan kayu lapis dan juga untuk kayu bakar dan arang, karena mengandung minyak.  Sedangkan Martawijaya menambahkan, kayu leda dapat dipakai untuk bangunan di bawah atap, korek api, dan bahan pembungkus.  Penggunaan kayu leda untuk bahan bangunan, harus hati-hati karena mudah melengkung dan berubah bentuk.  Perekaan kayu leda dengan urea-formaldehida hasilnya kurang baik.

Sumber:Perpustakaan Kehutanan