Keruing Gunung

Deskripsi: Pohon ini memiliki daun besar, licin, bertulang banyak.  Tumbuh di hutan pegunungan bawah pada ketinggian 800-1300 m di semenanjung Malaysia dan Jawa Barat, tetapi lebih rendah di daerah-daaerah musiman, truun hingga 100 m di Assam dan Lombok.  Perawakan pohon sedang dsd mencapai 150 cm.  Permukaan pepagan kelabu.  Rantingnya bundar lokos hingga berbulu rapat, cokelat kuning dan pendek.  Kuncup daun 20x35 x 4-10 mm, lampai, berbentuk lanset atau bulat telur, lancip, lokos atau berbulu rapat, menetap, cokelat jingga hingga cokelat kuning dan panjang.  Tangkai daun 2,5 - 7 cm berupa bulu-bulu cokelat merah dan panjang.  Daunnya lonjong atau jorong dengan ujung luncip pendek, pangkal berbentuk pasak atau membundar.  Bunganya besar dengan benangsari 30x36.  Kelopak buah dengan dua sayap panjang dan tiga sayap pendek.  Penyebaran pohon ini ke India (Assam), Myanmar, Thailand, Cina bagian selatan, Semenanjung Malaysia, Sumatera (Aceh, Dataran Tinggi Gayo, Sumatera Utara), Jawa, Nusa Tenggara (Lombok, Sumbawa) (Newman, Burgess & Whitmore, 1999).  Batangnya tegak, lurus dengan kulit luar yang berwarna abu-abu cokelat dan mengelupas dalam kepingan besar.  Pepagan tebal, berwarna kuning muda sampai putih agak kuning.  Perbungaan malai pada ketiak daun.  Masa berbunga pada bulan Pebruari,  Juni, September dan Nopember dan masa berbuah bulan Januari, Pebruari, September dan Nopember.  (Sastrapradja, 1977).  Menurut Martawijaya, tempat tumbuhnya di dalam hutan hujan tropis dengan tipe curah hujan A dan B.  Jenis ini dapat tumbuh di tempat-tempat yang sewaktu-waktu digenangi air tawar  dan di tanah rawa, tetapi lebih banyak tumbuh pada tanah daratan kering di punggung bukit pada tanah berpasir, tanah liat, tanah berbatu, latosol atau podsolik merah kuning pada ketinggian sampai 1000 m dpl.  Kayu jenis ini termasuk kelas kuat II dan kelas awet III.

 

Manfaat: Kayu Keruing gunung dapat dipakai sebagai bahan bangunan rumah, perahu dan kadang-kadang alat rumah tangga (Sastrapradja, 1977).