Kenanga

Gambar Tegakan
Gambar Buah
Gambar Daun

Deskripsi: Pohon kenanga memiliki ketinggian kurang lebih 20 m, batang berkayu dan bercabang, hijau kotor.   Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, ujungnya runcing, pangkal rata dan panjangnya 10-23 cm.  Bunganya berbentuk payung muncul di ketiak daun bunga muda berwarna hijau, setelah tua berwarna kuning.  Buahnya termasuk buah buni, warnanya hijau, berbentuk lonjong, panjangnya kurang lebih 2 cm (Susiarti, 1995).  Kenanga mula-mula disebarkan di Indochina, India, Afrika, dan Amerika.  Philipina merupakan negara pertama yang memproduksi minyak kenanga, di Indonesia daerah yang merupakan produser utama minyak kenanga adalah Jawa, terutama di Blitar (Yusuf & Sinohin, 1999).  Kenanga berbunga pada umur 4-5 tahun dan hampir tiap tahun dengan waktu panen 4 x setahun. Cara panenan dilakukan dengan memilih bunga yang telah tua dan berwarna hijau kekuning-kuningan.  Kenanga tumbuh baik di daerah-daerah yang ketinggiannya antara 20-700 m, optimal 150 m dpl dengan suhu udara 25-30 derajat C dan curah hujan 150-3000 m/tahun.  Menyukai tanah alluvial yang berwarna kelabu atau cokelat.  Tanaman yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih cepat dibanding dengan yang ditanam di daerah tinggi.

 

Manfaat: Bunga kenanga dapat diolah menjadi minyak atsiri, yang mengandung saponin, flavonoida dan polfenol, serta sudah mulai dipasarkan di Eropa sejak tahun 1864 sebagai bahan parfum dan pewangi sabun.  Di Indonesia minyak kenanga diperoleh dengan cara penyulingan uap.(Susiarti, 1995).  Kenanga termasuk salah satu tanaman obat yang berkhasiat sebagai obat nyeri haid.  Kulitnya dipakai sebagai bahan tali untuk anyaman, serta bahan seratnya sebagai obat koreng.  Sedangkan kayunya dimanfaatkan untuk bahan kayu lapis, finir, pulp, dan papan wol.  Di Jawa Tengah kayunya dipakai untuk industri petukangan peti mayat, kadang-kadang untuk bahan kentongan.  Di Jawa Barat kulitnya dipakai sebagai bahan obat dan mengharumkan rambut (Sastrapradja, 1979).  Pohon kenanga juga bisa sebagai pohon pelindung.

Sumber : Perpustakaan Kehutanan