Deskripsi: Tumbuhan ini tumbuh di daerah ketinggian 5-1000 m dpl. Umumnya tempat tumbuhnya memiliki curah hujan cukup tinggi dan lembab. Pohon ini tingginya mencapai 10-20 m dan besar. Tajuknya lebar dan daunnya berbentuk jorong seperti daun durian (Penebar Swadaya, 1993). Sawo duren daunnya hjijau tua dan bagian bawahnya merah, seperti kekuning-kuningan, tingginya sampai 30 m, bergetah putih yang lengket dan ranting-rantingnya banyak. Daun berseling memencar, berbentuk lonjong sampai bundar telur sungsang berukuran (5-16) cm x (3-6)cm. Tangkai daun panjangnya 0,6-1,7 cm. Perbungaan di ketiak daun dengan 5-35 kuntum bunga yang berkelopak, berukuran kecil-kecil berwarna kekuning-kuningan sampai putih lembayung, daun kelopak berjumlah 5 helai berbentuk bundar sampai bundar telur. Daun mahkota berbentuk tabung panjang 4 mm, benangsarinya 5 utas, kepala putiknya bercuping 7-11. Buahnya bertipe buni berbentuk bulat sampai bulat telur sungsang, berdiameter 5-10 cm, berwarna cokelat kelembayung-bayungan. Kulit buahnya tipis berkilap. Daging buah berwarna lembayung atau putih dengan tebal 3-12 mm, lembut dan berair. Biji tiap buah 3-10 butir berbentuk bulat telur sungsang memipih ukuran 2x1x0,5 cm. Pohon ini berasal dari Hindia Barat. Di Asia Tenggara paling banyak dijumpai di Filipina, Thailand, Indo-China bagian selatan. Sawo duren diperbanyak dengan benih, cangkokan, sambungan sanding, sambungan biasa dan tempelan (Cruz, Jr., F.S.dela).
Manfaat: Pada umumnya buah dikonsumsi dalam keadaan segar, dapat juga sebagai bahan baku es krim, dan kulit kayu, getah, buah, dan bijinya berkhasiat sebagai obat. Kayunya yang berwarna cokelat kemerah-merahan cocok untuk keperluan konstruksi. Cabangnya yang tua dipakai sebagai medium untuk menumbuhkan anggrek. Pohonnya sebagai tanaman hias.
Sumber : Perpustakaan Kehutanan