Muslimin Nasution lahir di Tapanuli,Sumatera Utara pada 26 Januari 1939 dari keluarga yang akrab dengan dunia pendidikan. Keluarganya dikenal sebagai aktifis pergerakan di masa perjuangan kemerdekaan. Muslimin menyelesaikan pendidikan dasar, menengah, dan atas di kampung halaman di Tapanuli.Setelah tamat SMA pada tahun 1958,Muslimin melanjutkan kuliah di Intitut Teknologi Bandung.

Selama menjadi mahasiswa Muslimin dikenal sebagai aktifis Islam yang sangat gigih berdakwah.Dia merupakan salah satu motor penggagas berdirinya Masjid Salman ITB bersama sejumlah aktifs lain seperti cendekiawan muslim Imaduddin Abdulrahim. Muslimin dan sejumlah aktifis Masjid Salman yang getol mengenalkan konsep iman dan ketakwaan (imtak) dengan ilmu pengetahun dan teknologi (iptek).

Kegigihan Muslimin sebagai aktifis kampus membuat dia dinobatkan sebagai Ketua Dewan Mahasiswa ITB.Tapi, aktifitasnya pula yang membawa Muslimin masuk ke penjara karena dinilai subversif. Gara-gara harus menjalanihukuman, kuliahnya di ITB dijalani selama sembilan tahun. Dia baru lulus pada tahun 1967 dan diwisuda pada 11 November 1967. Meski terbilanglama kuliah, dia lulus sebagai Sarjana Teladan. 

Sebagai ilmuwan Muslimin dikenal sebagai ahli tentang koperasi. Sedangkan sebagai aktifis pergerakan Islam, Muslimin ikut membidani lahirnya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Universitas Brawijaya Malang pada tahun 1990.Organisasi ini dipimpin oleh Menteri Riset dan Teknologi B Habibie dan membawahi ratusan cendekiawan muslim bergelar doktor dan profesor

Terpilihnya Muslimin Nasution menandai era Menteri Kehutanan dan Perkebunan dari kalangan luar Departemen Kehutanan. Para menteri sebelumnya selalu berasal dari kalangan internal Departemen Kehutanan. Terpilihnya Muslimin yang ahli di bidang koperasi mempengaruhi kebijakan yang diambil dalam pengelolaan kehutanan.

Sumber : Perpustakaan Kehutanan