post img

Ukiran / Relief Arjuna Wiwaha

Panjang: 2,40 m,  lebar: 1,10 m

Ukiran ini dibuat dari kayu Jati

Catatan:  Relief ini mengisahkan cerita pewayangan yang bertajuk “Arjuna wiwaha”, yang berarti Perkawinan Arjuna”. Syair dan cerita epis ini ditulis oleh Mpu Kanwa yang hidup pada zaman Raja Airlangga, Raja di Jawa Timur sekitar tahun 1019-1042. Sedangkan kakawin (kisah perkawinan) ini diperkirakan digubah sekitar tahun 1030, dengan menceritakan sang Arjuna ketika bertapa di Gunung Mahameru. Lalu, ia diuji oleh para Dewa, dengan dikirim tujuh bidadari. Bidadari ini diperintahkan untuk menggodanya. Nama bidadari yang terkenal adalah Dewi Supraba dan Tilottama. Para bidadari tidak berhasil menggoda Arjuna, maka Batara Indra sebagai perwakilan para dewa, datang sendiri menyamar menjadi seorang Brahmana tua. Kemudian mereka berdiskusi soal agama dan kepercayaan.  Pada akhirnya, Batara Indra menyatakan jati diri yang sebenarnya kemudian pergi. Setelah itu Arjuna diberi tugas oleh dewa yang merajai kahyangan yaitu Batara Guru (Manikmaya) untuk membunuh Niwatakawaca, seorang raksasa yang mengganggu kahyangan. Raksasa ini menjelma menjadi binatang-binatang buas di hutan tempat Arjuna bertapa. Arjuna berhasil dalam tugasnya mengalahkan Niwatakawaca dan diberi hadiah yakni diperbolehkan mengawini ketujuh bidadari tersebut. Oleh para pakar ditengarai bahwa Kakawin Arjuna Wiwaha berdasarkan Wanaparwa, kitab ketiga Mahabarata. Seniman yang mengukir Relief ukiran kayu jati ini tidak diketahui orangnya, tetapi bahan kayu jati diambil dari hutan Bojonegoro, Jawa Tengah.